2010? Berhubung tiket sekali jalan ke UK udah di tangan, jadi semoga gue bisa diterima sebagai relawan di Vincentian Volunteer itu. Kerja sosial di Eropa sana? Damn, it's one of my things-to-do-before-i-die! Setelah pulang dari Manila dan sambil nunggu berangkat (kalau gue diterima sebagai relawan), rasanya gue harus cari kerja yang cuma lima bulan. Apa aja deh asal menghasilkan duid buat biaya tiket pulang gue dari UK. Haha! Semoga selama di UK juga, gue bisa membangun pondasi untuk impian gue yang lebih besar, yang gue percaya akan terwujud di tahun selanjutnya (2011). Amin! (Kaleidoskopi 2009, 2009)

Januari 2010
Di bulan ini, gue masih gila-gilaannya ngejar target dan deadline kerjaan gue selama di Manila. Dari 34 paroki yang gue kunjungi dan gue ajak untuk menjadi Welcome Center (WC) untuk menampung para peziarah yang datang dari luar kota dan luar negeri, hanya 9 yang mau menjadi WC. Kalau November-Desember kerjaan gue meliputi ke-34 paroki ini, maka mulai dari Januari sampai Hari-H pekerjaan kami hanya fokus pada persiapan para WC ini. Bukan berarti lebih mudah, malah terkadang memeras urat tenaga. Tapi gue jadi lebih dekat dengan setiap contact person dari setiap WC gue ini, dan gue jadi sedikit tersadar akan sesuatu yang gue lakukan pada saat itu.

Ini dia salah satu kelemahan punya blog Sobekan Tiket Bioskop, karena demi konsistensi dengan judul blognya maka yang gue ulas hanya film-film yang ada bukti otentik sobekan tiket bioskop punya gue sendiri. Padahal frekuensi gue nonton film di laptop juga engga kalah seringnya dengan gue nonton di bioskop. Dan engga jarang gue gatel pengen mengulas film yang engga gue tonton di bioskop lantaran banyak juga yang bagus dan layak di ulas. Jadi ya gue ulas disini aja yah.

lanjutan dari Nostalgila: S. Psi

Persiapan menuju sidang rasanya lebih santai dan tanpa beban ketimbang persiapan mengumpulkan mahakarya. Menurut gue ya karena gue udah hapal mati bahkan setiap hurufnya sudah tercetak di sela-sela setiap membran otak gue. Ya jelas aja, wong gue ngerjain mahakarya gue itu selama SEMBILAN BULAN lamanya. Gimana engga mau paham betul, coba. Jadi rasanya sidang nanti itu akan gue anggap sebagai diskusi semata.

Semakin dekat dengan hari sidang gue di hari Jumat, 30 Oktober 2009 jam 10.00 pagi, gue harus menelan kalimat terakhir paragraf di atas. Segala macam pemikiran dan kalimat-kalimat positif mengenai sidang yang gue dapat dari senior-senior gue (seperti; sidang skripsi itu jauh lebih santai ketimbang ujian KONTES, sidang skripsi itu kaya diskusi feedback dengan dosen ahli, dll) rasanya engga mempan lagi. Gile, deg-degan nya itu loh lebih deg-degan daripada nunggu jawaban setelah gue nembak cewe! *halah*.

Gue memang engga serajin itu untuk buka-buka kembali setiap halaman mahakarya gue (karena udah eneg mampus rasanya), tapi masa penantian itu gue habiskan dengan baca-baca lagi konsep awal dan utama mengenai archetype Innocent karena terakhir kali gue baca-baca ini adalah 4-5 bulan yang lalu. Selain itu, hal yang perlu diwaspadai adalah Ujian Teori Kepribadian.

Semenjak gue lulus dari empat tahun kuliah gue di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya terhitung 7 November 2009 kemarin, rasanya gue belum sempat menuliskannya di sini. Maka rasanya sekaranglah waktu yang tepat untuk mendokumentasikan ke dalam blog gue sini, dan itung-itung merayakan satu tahun kelulusan gue sebagai Sarjana Psikologi.

Gue rada sulit untuk menemukan harus dari mana gue memulai cerita detik-detik kelulusan gue ini. Tapi rasanya akan gue mulai dari penghujung perjuangan gue dalam menyusun mahakarya (baca: skripsi) gue. Kalau cerita dari awal penyusunan mahakarya gue, rasanya engga mungkin berhubung gue mulai menyusun di bulan Januari 2009 dan baru rampung di bulan September 2009 (sembilan bulan, makanya udah pantas "lahir" ;p). Tapi cerita ini akan gue mulai di tanggal 28 Juni 2009.

mumpung lagi ngomongin Doa dengan Nyanyian dari Taize (DNTZ), gue jadi ingin sedikit bernostalgia nih tentang gimana ceritanya pertama kali gue kenal dengan yang namanya Taize ini.

kembali ke tahun 2004, di masa itu gue baru saja menyelesaikan masa jabatan dua tahun gue sebagai Ketua Misdinar. berhubung "masa tugas" gue sebagai misdinar secara resmi sudah berakhir karena gue udah masuk kuliah (walaupun beberapa kali masih bantu tugas), gue pun mencari hal baru supaya bisa tetap aktif di gereja. waktu itu OMK Paroki lagi masa-masa baru lahir, jadi engga terlalu banyak kegiatan. gue mencoba ikutan sekali Persekutuan Doa (PD) untuk anak muda, yang identik dengan lagu-lagu yang bersemangat itu. tapi disaat orang-orang di kiri kanan depan belakang gue sibuk bertepuk tangan dan sesekali meloncat, gue menemukan diri gue hanya berdiri diam terpaku - bingung mau ngapain. mau ikutan tepuk tangan tapi kok ya ga dapet feelingnya. mau ikutan nyanyi juga engga tahu lagunya. wah rasanya engga cocok deh gue. oke, wajar sih rasanya - ucap kata hati gue menghibur diri.

nah ada seorang teman yang ngajak ikutan (DNTZ). waktu itu hari Sabtu malam, gue pun masuk bersama kedua teman gue. cukup kaget menemukan gereja dalam kondisi gelap gulita dan hanya diterangi cahaya lilin di depan altar. hm menarik. di deretan koor gue melihat sekelompok orang sibuk dengan biola, gitar, flute, dkk masing-masing. oke, ini menarik. lalu ambil kertas doa, buku lagu, dan sebatang lilin. dan ternyata umat yang ingin ikut dalam doa, dipersilahkan untuk duduk di lantai tepat di depan altar, dengan bantal dan diterangi oleh cahaya lilin masing-masing. di tangga menuju altar terlihat salib besar dan diterangi oleh beberapa batang lilin. hm, makin menarik saja.

setelah nonton 500 Days of Summer, gue jadi berpikir banyak.

yah selain berpikir bahwa, "kok gue serasa ngaca yah ngeliat karakter Tom?", gue juga berpikir, "hm, daripada gue selalu jadi si Tom, kenapa engga gue mencoba untuk menjadi Summer?"

tapi rasanya gue mesti cerita dulu seperti apa karakter Tom dan Summer dalam film ini.

Tom, seorang pria yang selalu percaya bahwa suatu hari dia akan bertemu dengan the one dan live happily ever after. lalu bertemulah dia dengan Summer. walaupun Summer sudah menegaskan dari awal bahwa dia tidak ingin punya pacar, tapi tetap setiap tingkah laku Summer, sekecil apapun, membuat Tom berharap setengah mati. kenyataan pun terjadi dan Tom sakit hati.

Summer, seorang wanita yang tidak percaya akan cinta dan sama sekali tidak tertarik dengan hubungan percintaan. dalam berhubungan dengan lelaki pun, dia sangat santai dan cenderung cuek. setiap perlakuan yang dia lakukan untuk Tom; pegangan tangan, peluk, cium, even having sex, adalah hal yang dia lakukan tanpa perasaan apapun. bahkan ketika ditanya oleh Tom, kenapa? jawaban dia cukup simpel, "it's just happens like that, when i woke up in one morning, i feel not sure about you." relationship is a very simple thing for her.

rasanya gue bisa jadi Summer.

menjadi seorang yang tidak percaya akan cinta. bahwa cinta hanyalah suatu hal yang dikondisikan/dibiasakan dari pertemuan-pertemuan, ngedate, dll. engga ada itu yang namanya cinta, adanya hanya ketertarikan semata.

perasaan menggebu-gebu saat kencan pertama? itu namanya ketertarikan.
hidup bersama selama puluhan tahun? itu namanya komitmen.
pelukan ciuman? itu namanya hawa nafsu.

dengan begitu, rasanya gue akan tetap pada zona aman dimana gue akan berkata selamat tinggal pada sakit hati. gue juga akan bisa bersikap santai pada setiap hubungan dan engga dibawa serius.

bisa ga yah?
;p

setelah apa yang terjadi pada diri gue dalam dua tahun terakhir, gue selalu bilang kepada diri gue sendiri;

dream(s) do come true.

namun akhir-akhir ini gue jadi bertanya-tanya lagi;

do daydream(s) come true?

salah satu contoh;
punya pacar, gitu?

;p

udah lama banget nih ga nulis disini. udah lama juga ga nulis pake Bahasa Indonesia. walaupun di siang hari ini gue ga dapet feel buat nulis, tapi mungkin untuk mancing perlu dipaksa buat nulis kali yeh.

mungkin gue perlu cerita kenapa udah lama banget gue engga nulis disini.

karena semenjak gue pulang dari Manila bulan Maret lalu, gue mengisi waktu (dan tabungan) gue dengan bekerja di sebuah tempat les. nah yang namanya tempat les, jam buka dan jam kerjanya cukup tidak biasa. para guru harus masuk jam 10 pagi dan pulang jam 7 malam. nah enaknya sih gue bisa bangun siang gitu kan ahahaha. tapi ga enaknya adalah ketika gue pulang jam 7 malam, badan dan pikiran rasanya udah cape banget akibat memeras kesabaran menghadapi anak-anak umur 4-6 tahun seharian. alhasil kegiatan gue ketika pulang kerja adalah kegiatan-kegiatan pasif misalnya, baca-baca kaskus, facebook, atau nonton film di bioskop ato di komputer. kegiatan aktif macam menulis blog udah engga bisa gue lakukan lagi akibat lemahnya pikiran. hehe.

again, it's been so long since my last writing.

i don't know what i have to blame about my laziness to write; either it's my time or my laziness ;p
but still i have to update about my life, for the sake of the record of my blog.

back in Jakarta, i'm already working. yeah! i work as a math teacher in a place for a math course. from 10am until 7pm i teach 4-8 years old kids with a full English, since most of them are Indians and Chinese who study at a National Plus Pre-School.

why did i take this job?

first, i want to maintain my English active skill. to keep speaking English everyday, even to the kids, i hope it will maintain my skill. but then i realize, i'm also can't use some vocabularies since their vocabularies also limited. the result is, i think i made my grammar worse than before. ahahaha!

second, i want to have an experience of working with children. as a person who wants to become a social worker, i realize that it will be a good resume if i have an experience of working with children. in case in the future i will be dealing with street children or learning disabilities children.

third, this place is the only place who allow me to work for them only for five months, until August.

why i work only until August?

i'll explain in the other post.

but let me share about my work.

it's not a class model where the teacher stand up in front of class and teach about math. but in a classroom, there are two U-shape table and the teachers sit right in front of the children. and the children can come at any time so there's no schedule. so one teacher can take care around one to maximum five children at one time.

what do we teach? depends on their age and their level. but mostly it's about addition, subtraction, multiplication, division. when it's subtraction or the higher level, i will refer them to another teacher ahahaha.

so about the material, i have no problem. one, two, three children at one time also not a problem for me. but four and five, or with the strange and even annoying behavior of the children, already made a headache.

and one thing, even my work is only to sit down and teach, but in the end of the day i always feel extremely tired. i realize that to work with children, we even have to give twice energy which they gave. so maybe that's why i feel exhausted in the end of the day.

with a good salary, i try to enjoy my job. at least until August.