mumpung lagi ngomongin Doa dengan Nyanyian dari Taize (DNTZ), gue jadi ingin sedikit bernostalgia nih tentang gimana ceritanya pertama kali gue kenal dengan yang namanya Taize ini.
kembali ke tahun 2004, di masa itu gue baru saja menyelesaikan masa jabatan dua tahun gue sebagai Ketua Misdinar. berhubung "masa tugas" gue sebagai misdinar secara resmi sudah berakhir karena gue udah masuk kuliah (walaupun beberapa kali masih bantu tugas), gue pun mencari hal baru supaya bisa tetap aktif di gereja. waktu itu OMK Paroki lagi masa-masa baru lahir, jadi engga terlalu banyak kegiatan. gue mencoba ikutan sekali Persekutuan Doa (PD) untuk anak muda, yang identik dengan lagu-lagu yang bersemangat itu. tapi disaat orang-orang di kiri kanan depan belakang gue sibuk bertepuk tangan dan sesekali meloncat, gue menemukan diri gue hanya berdiri diam terpaku - bingung mau ngapain. mau ikutan tepuk tangan tapi kok ya ga dapet feelingnya. mau ikutan nyanyi juga engga tahu lagunya. wah rasanya engga cocok deh gue. oke, wajar sih rasanya - ucap kata hati gue menghibur diri.
nah ada seorang teman yang ngajak ikutan (DNTZ). waktu itu hari Sabtu malam, gue pun masuk bersama kedua teman gue. cukup kaget menemukan gereja dalam kondisi gelap gulita dan hanya diterangi cahaya lilin di depan altar. hm menarik. di deretan koor gue melihat sekelompok orang sibuk dengan biola, gitar, flute, dkk masing-masing. oke, ini menarik. lalu ambil kertas doa, buku lagu, dan sebatang lilin. dan ternyata umat yang ingin ikut dalam doa, dipersilahkan untuk duduk di lantai tepat di depan altar, dengan bantal dan diterangi oleh cahaya lilin masing-masing. di tangga menuju altar terlihat salib besar dan diterangi oleh beberapa batang lilin. hm, makin menarik saja.
kembali ke tahun 2004, di masa itu gue baru saja menyelesaikan masa jabatan dua tahun gue sebagai Ketua Misdinar. berhubung "masa tugas" gue sebagai misdinar secara resmi sudah berakhir karena gue udah masuk kuliah (walaupun beberapa kali masih bantu tugas), gue pun mencari hal baru supaya bisa tetap aktif di gereja. waktu itu OMK Paroki lagi masa-masa baru lahir, jadi engga terlalu banyak kegiatan. gue mencoba ikutan sekali Persekutuan Doa (PD) untuk anak muda, yang identik dengan lagu-lagu yang bersemangat itu. tapi disaat orang-orang di kiri kanan depan belakang gue sibuk bertepuk tangan dan sesekali meloncat, gue menemukan diri gue hanya berdiri diam terpaku - bingung mau ngapain. mau ikutan tepuk tangan tapi kok ya ga dapet feelingnya. mau ikutan nyanyi juga engga tahu lagunya. wah rasanya engga cocok deh gue. oke, wajar sih rasanya - ucap kata hati gue menghibur diri.
nah ada seorang teman yang ngajak ikutan (DNTZ). waktu itu hari Sabtu malam, gue pun masuk bersama kedua teman gue. cukup kaget menemukan gereja dalam kondisi gelap gulita dan hanya diterangi cahaya lilin di depan altar. hm menarik. di deretan koor gue melihat sekelompok orang sibuk dengan biola, gitar, flute, dkk masing-masing. oke, ini menarik. lalu ambil kertas doa, buku lagu, dan sebatang lilin. dan ternyata umat yang ingin ikut dalam doa, dipersilahkan untuk duduk di lantai tepat di depan altar, dengan bantal dan diterangi oleh cahaya lilin masing-masing. di tangga menuju altar terlihat salib besar dan diterangi oleh beberapa batang lilin. hm, makin menarik saja.
- Thursday, October 14, 2010
- 5 Comments