lanjutan dari Nostalgila: Gue & Taizé
di tahun 2008, gue mendapat kesempatan untuk "naik haji" ke desa Taize. sungguh sebuah pengalaman luar biasa, benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan. dan sepulangnya gue dari Taize, gue menjadi lebih bersemangat untuk melayani DNTZ, semakin engga peduli dengan tingkat kehadiran umat dan tetap menyemangati teman-teman yang masih "gregetan" dengan tingkat kehadiran umat, lalu mencoba melebarkan sayap dengan mengunjungi paroki-paroki yang memiliki jadwal DNTZ setiap bulannya.
ternyata dengan program pelebaran sayap gue ini, sedikit banyak membuka cara pandang kami. kami jadi sadar bahwa selama ini kami "tidak sendirian". dalam arti, ga cuma paroki kami kok dimana umat yang datang doa ga lebih dari 20 orang. ga cuma paroki kami juga kok, yang menemui masalah dengan proses regenerasi. malah terkadang kami merasa bersyukur, bahwa kami punya lebih banyak pilihan alat musik yang bisa digunakan untuk mengiringi doa. selain itu juga, paroki-paroki lain yang kami kunjungi pun terkadang melakukan kunjungan balasan untuk hadir di salah satu DNTZ kami. jadi saling mengunjungi ini benar-benar membuka tali silaturahmi antara pemerhati DNTZ di berbagai paroki di Jakarta.
di tahun 2008, gue mendapat kesempatan untuk "naik haji" ke desa Taize. sungguh sebuah pengalaman luar biasa, benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan. dan sepulangnya gue dari Taize, gue menjadi lebih bersemangat untuk melayani DNTZ, semakin engga peduli dengan tingkat kehadiran umat dan tetap menyemangati teman-teman yang masih "gregetan" dengan tingkat kehadiran umat, lalu mencoba melebarkan sayap dengan mengunjungi paroki-paroki yang memiliki jadwal DNTZ setiap bulannya.
ternyata dengan program pelebaran sayap gue ini, sedikit banyak membuka cara pandang kami. kami jadi sadar bahwa selama ini kami "tidak sendirian". dalam arti, ga cuma paroki kami kok dimana umat yang datang doa ga lebih dari 20 orang. ga cuma paroki kami juga kok, yang menemui masalah dengan proses regenerasi. malah terkadang kami merasa bersyukur, bahwa kami punya lebih banyak pilihan alat musik yang bisa digunakan untuk mengiringi doa. selain itu juga, paroki-paroki lain yang kami kunjungi pun terkadang melakukan kunjungan balasan untuk hadir di salah satu DNTZ kami. jadi saling mengunjungi ini benar-benar membuka tali silaturahmi antara pemerhati DNTZ di berbagai paroki di Jakarta.
- Sunday, November 06, 2011
- 1 Comments