Lorong Gelap dan Panjang

Wednesday, August 06, 2014

Entah kenapa niat menulis gue akhir-akhir ini menurun drastis. Maksudnya menulis di Elmo's Avenue. Kalo di Sobekan Tiket Bioskop sih jalan terus.

Tapi sepertinya alam semesta selalu memberikan gue tanda-tanda bahwa gue harus kembali menulis disini. Pertama karena ada seorang anak asal Kalimantan yang akan berangkat ke Taize, dan dia nemu Elmo's Avenue dan baca-baca soal pengalaman gue di Taize. Dia bilang ke gue bahwa tulisan-tulisan gue sangat membantu dia. Itu satu.

Yang kedua adalah, beberapa hari lalu gue dapat email dari salah seorang peserta retret yang dibawakan oleh kantor lama gue. Dia bilang dia punya kebiasaan untuk stalk kenalan baru di google, dan nemu Elmo's Avenue dari hasil search. Dan dia baca blog ini sampai sejauh 2012 setahu gue. Well, by time I write this, gue yakin dia juga baca tulisan gue yang ini. Jadi, hai To! Haha.

Oya by the way, yang stalk gue ini cowo.

-_-'

Anyway, dari kondisi alam semesta ini yang meneguhkan gue untuk kembali menulis.

Sebenarnya banyak hal yang mau gue bagikan di blog ini. Entah sekedar curhat, atau dokumentasi hidup yang akan gue baca ulang ketika gue tua nanti *tsaah*. Tapi ya itu tadi, entah kenapa menulis pemikiran atau perasaan hidup jadi luntur rasanya. Ya gue coba lagi ya sekarang. Siap-siap!

--

My life has been turned upside down.

Kalau tahun 2008-2012 adalah tahun-tahun "puncak" kebahagiaan dalam hidup gue, mungkin tahun 2013-2014 adalah tahun-tahun dimana gue sedang berada di titik terbawah roda kehidupan.

Untuk pertama kalinya dalam hidup, gue ga tau apa yang mau gue lakukan dalam hidup. Seakan semua mimpi dan passion gue yang tumbuh secara kuat dan liar, luntur hancur secara perlahan-lahan.

Membaca kembali tulisan gue di tahun 2013, Mulai dari Nol, semakin membuat gue sedih. Ya, di tulisan itu terlihat betapa jalan hidup gue seakan dimulai dari nol lagi dengan pekerjaan dan perjalanan karir baru. Lalu terlihat betapa bersemangatnya gue menyambut hal beru tersebut, tentunya dengan diiringi oleh kewaspaan dan rasa tertantang.

Tapi semua itu berakhir di bulan Juni 2014. 1 tahun 2 bulan bekerja di kantor lama gue, kantor kecil itu pun tutup. Para karyawannya pun harus keluar dengan kepala tegak.

Tapi tidak dengan gue.

One month notice memang sudah dikeluarkan oleh atasan kami. Berbagai aplikasi pekerjaan pun telah gue kirim ke berbagai organisasi. Tapi cuma 2 yang menyambut sampai ke tahap wawancara; UNHCR dan lembaga humanitarian. Singkat cerita, gue engga lolos di UNHCR, dan lembaga humanitarian ini yang menerima gue sebagai pegawai mereka.

Apa yang mau membuat gue bekerja di kantor baru ini ya? Sederhananya sih, kantor baruini hanya jadi tempat berteduh gue di kala badai sih. Ketika badai hidup menerjang gue; kantor tutup dan gaji dua bulan terakhir seret. Nah yang terakhir ini yang membuat hidup gue jadi seakan gelap total. Keadaan ga berduit ini yang rasanya membuat gue jadi tidak sebegitu getol untuk mencari pekerjaan baru. Yang gue dapat hanya di kantor baru gue ini, dan gue menerima kenyataan itu.

Berbagai justifikasi pun gue susun demi menjalani hari-hari pertama gue bekerja. Sebagai Staf Sekretaris Eksekutif, tugas gue hanya (literally "hanya) mengelola situs web. Mengelola dalam artian, mempublikasikan berbagai tulisan, yang semuanya hanya modal klik copy and paste. No writing, no editing. Well, minor editing kaya tanda baca dan typo.

Pekerjaan tambahan occasional lainnya adalah nyetirin atasan gue.

Timo, say goodbye to your grand experiences of social working in France, Philippines, and UK.

*HAHA* ---> my cynical laugh

Mau jadi apa gue?

Sebulan seminggu setelah gue bekerja, gue ingat minggu-minggu pertama gue mengalami satu hari breakdown yang cukup parah. Ada kali sekitar 2-3x gue nangis tanpa sebab di sepanjang jalan berangkat dan pulang dari kantor di Cut Meutia. Dilanjutkan dengan mengurung diri di kamar dan tidak merespon sama sekali setiap panggilan di iPhone gue, baik wasap, sms, bahkan telepon.

Justifikasi lain dengan bekerja disini adalah, menawarkan kepastian masa depan. Tidak akan pernah bangkrut, dan sistem gaji PNS. Yup, masa pensiun para karyawannya akan dijamin dengan terus mendapatkan gaji pokok sampai mati. Ya setidaknya berkurang sudah satu beban hidup semua orang ketika memasuki masa pensiun.

Tapi semua itu berubah total ketika gue menerima gaji pertama gue. Sebenarnya gaji disini cukup oke, bahkan diatas gaji gue di kantor lama gue, karena berbagai tunjangan yang diberikan pada setiap karyawannya. Namun yang tidak gue sangka adalah, ternyata berbagai tunjangan yang angkanya menggiurkan itu baru masuk di tahun kedua. Yang hasilnya ternyata tidak masuk dalam skema keuangan per bulan gue.

Jangan lupa, ditambah lagi dengan seret dua bulan gaji di kantor lama gue, yang harus membuat gue nebok celengan tabungan hidup gue di bank lain.

Status keuangan mikro gue di bulan Agustus 2014 ini akan merah. Merah berdarah.

Entah mana sebab mana akibat; antara keadaan hidup gue akhir-akhir ini, dengan kenyataan bahwa sudah lebih dari 4 minggu gue tidak menghadiri misa mingguan di gereja.

Dan kenyataan tersebut malah memperparah hari-hari gue, dengan semakin melanggengkan dan memperbanyak kondisi psychological breakdown yang gue alami.

--

I try hard to see the bright side.


I have strong belief of the presence of rainbow after the darkest storm.



Then I see that glance of bright flare, from my long-and-dark tunnel.



--

Tepat seminggu sebelum libur Lebaran, seorang teman kuliah gue menelpon gue. It's a f*cking job offer that I've been waiting all this time! Film Programmer di sebuah jaringan bioskop di Indonesia, yang berkantor di Kelapa Gading.

Kerjaan menyeleksi film-film yang layak tayang di semua site bioskop tersebut se-Indonesia, dan berkantor 20 menit naik sepeda dari rumah.

Film,

dan Kelapa Gading.

Dear God, I shouldn't easily mad and leave You right away.

Singkat cerita, gue diwawancara oleh HRD dan dua user. Proses wawancara yang cukup potensial menurut gue, mengingat pengalaman gue volunteer di INAFFF dan JiFFest, lalu hobi gue mengulas film dengan cukup dalam dan deskriptif. Proses selanjutnya adalah menunggu kabar diterima atau tidaknya, yang akan diberitahu setelah Lebaran.

Selasa 6 Agustus 2014, sudah dua hari kerja setelah libur Lebaran. Dan gue masih berharap cemas ada panggilan telepon masuk ke iPhone lemot gue.

Wish me luck, universe!


*and I just got an insight, that I need to go back to God and ask something with a prayer*

You Might Also Like

2 comment(s)

  1. Wooiiiii...,tolong diralat "kebiasaan stalk kenalan baru" ----> "hacker kehidupan orang".
    #lho

    Mungkin karena gw email u, seluruh alam semesta mendorong u jadi FPI (Film Programmer Indonesia).

    Mana ucapan terima kasihnya? :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih banyak tooo ya owoh ahahahahaha. ga nyangka yaaa :P

      Delete

About Me

Timo - a full-time explorer, a part-time writer, a film programmer, a movie passionate, an author of Sobekan Tiket Bioskop