Tiga Bulan Setelah Pulang

Saturday, October 08, 2011

Tiga bulan semenjak kembalinya gue ke tanah air, rasanya baru kali ini gue menulis di blog ini. Iya, walaupun mood menulis tidak kunjung datang, rasanya gue harus memberikan update terakhir tentang kabar gue akhir-akhir ini.


Sesuai tulisan gue di Tiket Pulang, gue memang mencari kerja full-time di bidang sosial. Tapi selama tiga bulan ini gue yang sudah mencari lewat internet dan koneksi teman, belum menemukan kerjaan yang cocok di bidang sosial. Tinggal satu lagi harapan gue, yaitu bertemu dengan seorang dosen yang dikenal memiliki banyak koneksi di bidang sosial karena memang itu bidang beliau. Sementara menunggu mendapat kerjaan, gue pun menyibukkan diri gue di berbagai kegiatan yang bisa gue ikuti.

Yang pertama adalah kegiatan gereja. Hanya dua minggu setelah gue menginjakkan kaki di bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, gue mengikuti dan membantu jalannya acara Super Camp 4, sebuah acara kemping tahunan khusus untuk orang muda Katolik di paroki gue. Selain itu gue pun melibatkan diri dan membantu berbagai acara gereja setelah itu sampai detik ini. Ada banyak hal positif yang gue dapatkan selama tiga bulan bergaul dengan teman-teman gereja. Di masa sekarang ini, banyak sekali orang-orang baru yang mau aktif dan terlibat dalam kegiatan orang muda di paroki gue - tidak seperti era dulu sekitar 4-5 tahun lalu dimana hanya gue dan beberapa teman saja yang selalu terlibat aktif. Praktis, gue sangat senang sekali melihat wajah-wajah baru yang aktif di setiap acara. Tidak hanya di gereja, tetapi mereka juga mau kumpul atau sekedar nongkrong saja di luar kegiatan gereja. Begitu menikmatinya, gue sampai teringat masa-masa homesick gue di Glasgow; bahwa kebersamaan dan keakraban inilah yang gue rindukan sangat selama 10 bulan di Glasgow. Andaikata gue bertemu dengan orang-orang muda dan aktif di kegiatan apapun di Glasgow mungkin rasa kerinduan itu tidak akan muncul - seperti masa tiga bulan gue di Taize. Tapi berhubung tidak ada satu pun orang muda di paroki tempat gue tinggal di Glasgow, jadilah gue jatuh dalam pusaran homesick. Haha!

Dari pengalaman dan fenomena ini, gue memutuskan sesuatu hal yang sedikit menyimpang dari idealisme gue. Alih-alih pergi ke daerah terpencil di Indonesia untuk bekerja sebagai pekerja sosial, gue memutuskan untuk tinggal di Jakarta selama 2-3 tahun dulu untuk menikmati kebersamaan gue dengan keluarga dan teman-teman. Istilahnya, untuk jatuh dan menikmati zona aman gue senyaman mungkin. Toh gue baru pulang dari pergi lama selama satu tahun, rasanya terlalu lelah mental dan fisik untuk kembali pergi dari rumah/Jakarta dimana gue harus kembali meninggalkan keluarga dan teman-teman.

Dengan keputusan gue itu, maka gue menyempitkan area pencarian kerja sosial hanya di kota Jakarta saja. Berhubung sampai detik ini gue belum tahu mau kerja dimana, sembari menunggu pertemuan dengan dosen gue itu, maka gue bekerja sebagai freelance di beberapa training centre yang dimiliki oleh beberapa teman gue. Untuk kerjaan gue yang satu ini, gue cukup suka dan menikmati setiap proses sampai dengan pelaksanaannya. Gue memang secara khusus memilih untuk menjadi Support System atau orang yang mengurusi bagian perlengkapan, karena memang gue suka untuk menyiapkan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk suatu training. Mulai dari peralatan games, sampai pada peralatan elektronik lainnya untuk membantu kelancaran setiap acara yang ada. Alasan yang lain adalah, ketidakmampuan gue untuk menjadi seorang pendamping kelompok yang harus konstan berpikir positif dan menyemangati kelompok selama training berlangsung. Berbicara di depan orang banyak sebagai fasilitator memang gue bisa, tapi gue belum punya cukup pengalaman untuk menyampaikan sebuah materi dan berbicara panjang lebar layaknya seorang pengajar. Jadi ya, sebagai orang perlengkapan saja rasanya gue sudah cukup puas.

Rasanya segitu dulu untuk update terakhir dari kehidupan gue akhir-akhir ini. Gue harus kembali mengaduk-aduk naskah untuk persiapan pentas teater di acara lomba drama untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda besok. Yeay!

You Might Also Like

0 comment(s)

About Me

Timo - a full-time explorer, a part-time writer, a film programmer, a movie passionate, an author of Sobekan Tiket Bioskop