Kaleidoskop 2012

Monday, December 31, 2012

Resolusi 2012? Mendapat pekerjaan tetap di bidang sosial. Tadi gue berpikir untuk mencari pekerjaan di bidang sosial yang bertempat di Jakarta. Namun setelah mengalami betapa keringnya panggilan wawancara hasil dari setiap aplikasi gue, akhirnya gue menyerah; gue bersedia bekerja dimana saja di Indonesia - asalkan di bidang sosial. Umur gue yang semakin bertambah mengingatkan gue untuk harus segera mulai membangun karir di bidang sosial. Sudah bukan waktunya lagi untuk mencari kerjaan lain sebagai "batu loncatan". Gue membayangkan tidak akan ada perjalanan keluar negeri lagi di tahun 2012, tapi yang ada adalah perjalanan ke daerah-daerah pelosok di nusantara. Ya, gue ingin melihat Indonesia lebih dalam sebelum gue keluar negeri lagi, agar gue bisa mempromosikan Indonesia dengan lebih baik. Amin! (Kaleidoskopi 2011, 2011)

Januari, Februari, Maret 2012
Tidak ada catatan apa-apa di blog gue ini. Tapi seinget gue memang di tiga bulan awal ini gue bekerja dengan kontrak 3 bulan di Million Pictures yang memproduksi film Negeri 5 Menara. Gue mengambil pekerjaan ini sebagai mengisi waktu daripada gue nganggur di rumah selama tiga bulan untuk menunggu dimulainya pekerjaan gue di World Vision Indonesia di bulan Aprilnya. Gue dapet pekerjaan ini pun dari referensi temen gue. Jabatan gue adalah Media Relation yang sebenarnya lebih cocok untuk anak PR dibanding gue. Kurang lebih pekerjaan gue lebih ke membina dan membangun relasi dengan para media partner dan non-partner untuk mempromosikan film N5M ini. Serunya banyak, gue bisa ketemu dan ngobrol santai dengan aktor-aktris tenar di Indonesia, mulai dari kru dan pemeran di film N5M itu sendiri, sampai dengan aktor-aktris lain lewat special screening yang kita adakan. Bahkan gue bisa ketemu tokoh-tokoh nasional mulai dari Mahfud MD, Anies Baswedan, Kak Seto, sampai B.J. Habibie! Selain itu, gue pun mendapat pencapaian hidup tersendiri dengan bekerja disini; nama gue nongol di ending credit title di film N5M! :D :D :D



Di tanggal 10 Maret ada berita duka cita. Gue kehilangan seorang ayah dalam hidup gue. Beliau meninggal karena kanker getah bening yang menyerang sejak akhir Desember 2011, dan baru ketahuan sekitar beberapa hari sebelum meninggal. Mungkin gara-gara peristiwa besar ini, gue menjadi sangat pasif untuk menulis blog dan baru kembali menulis di bulan April.


April 2012
Di bulan ini setidaknya ada dua kejadian yang cukup signifikan, yang kebetulan juga tercatat dalam blog gue. Pertama adalah Visualisasi Jalan Salib, atau yang biasa disebut dengan Tablo Penyaliban Tuhan Yesus. Ini kali pertamanya gue terlibat kembali ke VJS sejak gue kembali ke Indonesia, dan ini sangat mengobati kerinduan gue untuk kembali aktif di gereja, khususnya di kegiatan tahunan ini. Ini adalah ketiga kalinya gue menjadi pelatih dan sutradara, dan gue sudah cukup pede untuk menulis naskah sendiri. Hasilnya, gue sangat puas akan "hasil karya" gue. Satu lagi aktualisasi diri dan pencapaian hidup pun terlaksana (baca: Tentang Visualisasi Jalan Salib 2012)

Yang kedua, di bulan ini gue juga mulai masuk dan menjalani awal dari karir gue di dunia sosial. Gue mulai menjalani kelas Management Trainee di World Vision Indonesia dan merasa di rumah karena bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki idealisme yang sama (baca: Membangun Karir)

Mei, Juni, Juli 2012
Di bulan ini gue memulai petualangan baru, dan sebagai permulaan dari pencapaian resolusi gue di tahun 2012; mengunjungi daerah-daerah di Indonesia! Tepatnya gue berada di Singkawang, Kalimantan Barat sebagai bagian dari program MT gue untuk kerja praktek. Ga tanggung-tanggung, di minggu pertama gue bersama dua rekan lainnya langsung ditempatkan di tiga desa yang berbeda dan tinggal di rumah penduduk selama satu minggu. Berbagai pengalaman hidup pun gue dapatkan, termasuk bagaimana rasanya hidup dengan standar yang paling minimal; minim air bersih, ranpa listrik, dan tanpa sinyal hp. Wuih! (baca: Hidup di Kampung)

Selain itu kami juga ditugaskan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan yang berbeda di desa yang berbeda selama satu bulan! Gue ditempatkan di Dusun Benawa Bakti hanya untuk satu tujuan; menyadarkan para penduduk bahwa punya toilet sendiri di dalam rumah itu penting! Yes, para penduduk disini memiliki kebiasaan untuk BAB dimana saja. Rumah warga yang memiliki toilet di dalam rumah bisa dihitung oleh jari tangan kanan. Sisanya? Entah buang hajat di sungai, kolam dompeng, hutan, atau halaman di belakang rumah. Gue? Sangat bersyukur bahwa di rumah tempat gue tinggal yang adalah kepala desa, hanya memiliki toilet umum di halaman rumah yang lubangnya hanya 30cm. Namun toilet ini memiliki pembuangan sendiri, yaitu para babi piaraan yang selalu siap menyantap kotoran manusia. Yang kemudian para manusia siap menyantap babi-babi itu kalau ada acara khusus. Yummy! (baca: Modal Jempol dan Antara Gilang, Singkawang, dan Uang)

Agustus, September, Oktober 2012
Di bulan Agustus 2012 gue memutuskan suatu hal yang cukup gila dalam hidup gue. Terbilang lulus dalam program MT World Vision Indonesia dan akan menjadi awal karir yang sangat cerah di dunia sosial, gue mengajukan pengunduran diri. Suatu hal yang cukup berat bagi gue, mengingat ini adalah idealisme yang telah gue pupuk semenjak kuliah. Bahkan gue masih mempertanyakan keputusan gue ini hingga detik gue menulis ini. Hmph.

Selain itu, di tanggal 5 Agustus 2012 gue juga menemukan partner hidup gue! Jadi gue bisa dengan lantang mengucapkan selamat tinggal kepada berbagai gelar yang dicapkan oleh teman-teman gue selama 26 tahun hidup gue. Entah itu Jomblo Sejak Lahir, Jomblo Perak, atau yang lainnya. Cerita lengkapnya, baca Status Baru.



November - Desember 2012
Di penghujung tahun ini, gue dipaksa untuk kembali menelan pil pahit. Belum begitu puas menjalani kehidupan baru bersama partner hidup, namun si Doi sudah harus pergi ke kota Jambi untuk mengejar idealisme dan passion hidupnya. Ya, idealisme dan passion hidup yang sama-sama gue bawa ketika gue berangkat ke Glasgow untuk satu tahun, atau yang gue bawa ketika gue berangkat ke Singkawang. Gue harus fair dan adil, memberikan kesempatan bagi si Doi untuk mengejar itu semua ketika dia baru lulus kuliah. Toh dulu gue juga menjalani hal yang sama. Ya apes di gue aja sekarang. Lalu kondisi tersebut juga cukup kontras dengan apa yang terjadi dengan gue dalam pekerjaan gue sekarang. Gue harus menelan kata-kata gue sendiri ketika kuliah; gue dengan tegas tidak mau bekerja di korporasi yang hanya memikirkan laba dan profit. Namun sekarang, demi realita hidup, gue bekerja di sebuah perusahaan retail sebagai trainer. Well, gue telah menemukan justifikasi-justifikasi mengapa gue harus bertahan disini. Salah satu justifikasinya adalah, dari kompensasi yang gue dapat, gue bisa menabung cukup banyak untuk biaya nikah! Yeah!


Gue ingat betapa di tahun 2011 gue menjalani banyak sekali kesenangan dan kebahagiaan. Betapa tahun tersebut menjadi tahun "puncak" dalam pencapaian aktualisasi diri gue (baca: Kaleidoskop 2011). Namun tahun 2012 ini, naik dan turunnya cukup ekstrim. Ekstrim dalam arti sangat mengubah jalan hidup gue secara signifikan. Mulai dari kehilangan salah satu orang tua, hingga mendapatkan partner hidup pertama (dan semoga menjadi yang terakhir). Bisa dibilang, tahun 2012 benar-benar lengkap manis pahitnya. Sekalinya pahit ya pahit benar. Tapi sekalinya manis ya manis benar. Kehilangan anggota keluarga sekaligus kehilangan kesempatan untuk mewujudkan idealisme di dalam satu tahun itu adalah hal yang benar-benar berat bagi kehidupan gue. Namun semua itu sangat dipermudah dengan kehadiran si Doi dalam kehidupan gue. Si Doi yang seakan menjadi tiang pegangan disaat gue jatuh dengan keras, menjadi teman dan pendengar yang baik, serta menjadi penyemangat dalam hidup gue. Dan kehadiran si Doi dalam hidup gue kini, membuat gue memiliki tujuan dan mimpi hidup yang baru. Sama seperti mimpi-mimpi sebelumnya dalam Things to Do before I Die, gue yakin yang ini pun pasti akan terwujud. Dan gue pun mulai membuat jalan agar hal ini terwujud dalam beberapa tahun ke depan.

Resolusi 2013?
Sederhana saja. Menabung minimal ** juta rupiah untuk biaya nikah dan keluarga baru!

NB: Maaf angkanya disensor. Demi menjaga etika dan budaya orang Timur. Hehe :D

You Might Also Like

2 comment(s)

  1. Woiii biaya nikah bintangnya kurang satu ommmm ***. hahahaha. Selamat yaaaaa.... Ehemmm

    ReplyDelete
  2. betul, Mo. butuh 3 digit untuk biaya nikah dan keluarga baru. :p

    ReplyDelete

About Me

Timo - a full-time explorer, a part-time writer, a film programmer, a movie passionate, an author of Sobekan Tiket Bioskop